Matematika adalah salah satu ilmu pasti yang wajib dipelajari di
sekolah. Dari sekian survey yang diadakan bisa ditarik kesimpulan bahwa
Matematika merupakan momok besar bagi para siswa. Kecenderungan terhadap hal
ini memang menjadi salah satu tantangan besar, khususnya bagi para pendidik dan
pengajar mata pelajaran yang berkaitan.
Pandangan masyarakat terhadap Matematika juga mengamini apa yang
tersebut diatas. Hm.. Berbagai mitos sesat pun tumbuh dan mengakar kuat di
benak kita semua. Tak terkecuali bagi para siswa.
Berikut ini blog biru akan mengupas beberapa mitos sesat
Matematika yang harus kita tumpas bersama-sama:
Matematika adalah pelajaran yang sangat sukar.
Koreksi: Matematika tidaklah se-menakutkan seperti tersebut.
Sulit atau tidaknya satu subjek pelajaran memang relatif. Sebagai contoh
perbandingan antara Matematika SMP dengan pelajaran SMP lain. "Jika
perbandingan sudut segitiga adalah 1:2:3 maka tentukan besar masing-masing
sudut tersebut!" dengan "Sebutkan tiga tarian daerah Sulawesi
Selatan". Dari dua soal tersebut secara rata-rata jika diujikan kepada siswa
maka soal Matematika cenderung lebih banyak yang menjawab benar. Hal ini
membuktikan bahwa jika pengetahuan dasar konsep bilangan dan perbandingan
sewaktu SD sudah dikuasai maka langkah analisis dan menghitung akan cenderung
lebih mudah dan mengasyikkan.
Banyak rumus yang harus dihafalkan.
Koreksi: Matematika bukanlah sekadar menghafalkan rumus. Roh
dasar Matematika adalah pemahaman konsep dasar dan tidak semua rumus harus
dihafalkan. Karena memang dari sekian daftar rumus dalam satu bab, sebagai contoh
rumus di bab Trigonometri SMA, tidak semuanya harus dihafalkan. Cukup memahami
konsep dasar trigonometri pada segitiga siku-siku, maka rumus-rumus yang lain
akan muncul sendiri melalui pemahaman konsep dan pengembangan konsep. Atau
dalam contoh yang lain, yakni konsep Bangun Ruang Sisi Lengkung SMP, hanya
sedikit rumus yang dihafalkan konsepnya yaitu tentang luas Bangun Datar dan
konsep volume yaitu luas alas kali tinggi, maka 90% rumus bangun ruang sisi
lengkung mudah dikuasai.
Harus cepat dalam menghitung.
Koreksi : Memang satu hal ini yang menjadi mitos paling serius
harus ditanggapi. Matematika memang berkaitan dengan hitung-menghitung seperti
yang mutlak harus dikuasai waktu di SD dulu. Tapi menginjak SMP dan SMA
hitung-menghitung hanyalah alat bantu untuk menemukan solusi pemecahan masalah
Matematika. Proses analisis penalaran terhadap masalah atau soal sehingga bisa
menemukan formula dan model Matematika lalu diselesaikan menggunakan konsep
menghitung. Jadi peranan penalaran dan pemahaman konsep adalah satu hal yang
menjadi titik berat dalam Matematika.
Matematika adalah ilmu abstrak, tidak jelas penerapannya dalam
kehidupan.
Koreksi: Nah, mitos inilah yang menjadikan banyak orang 'emoh'
terhadap Matematika dan mereka menganggap Matematika hanyalah pelajaran waktu
di sekolah saja tidak bisa digunakan dalam penerapan kehidupan sehari-hari.
Jelas ini salah kaprah. Bagaimana tidak? Coba mari kita lihat dengan seksama
bagaimana proses pembuatan jembatan jika tidak disertai dengan konsep hitungan
Matematis yang kuat, maka konstruksinya tidak akan bertahan lama. Atau coba
amati bagaimana komputer yang canggih itu bisa membantu manusia dalam berbagai
aktivitas. Pada mulanya komputer tersebut ada karena Matematika. Coba tengok
lagi, konsep-konsep Kimia, Fisika, Ekonomi semua bisa diciptakan menggunakan
Matematika. Satu hal sederhana yang ada di Matematika SMA adalah penerapan
Program Linear untuk menemukan solusi optimum terhadap permasalahan fungsi
objektif. Jelas bahwa Matematika sangat erat bersinggungan dengan kehidupan
sehari-hari.
Matematika itu membosankan
Koreksi: Matematika sangatlah menyenangkan bila kita sudah
menjadikan Matematika menjadi salah satu alat untuk menemukan solusi terhadap
sebuah permasalahan tertentu. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa
Matematika adalah mengubah permasalahan menjadi model Matematika sehingga bisa
ditemukan solusinya menggunakan penalaran dan pemahaman konsep Matematika.
Dalam proses penemuan jawaban dan solusi tidak terikat pada satu cara saja,
melainkan ada banyak metode dan langkah penyelesaian yang bisa dikerjakan.
Kalau pepatah bilang "Banyak jalan menuju Roma", rasanya ini cocok
jika diungkapkan terhadap Matematika. Dalam proses menemukan jawaban, kita
bebas memilih cara mana yang kita lakukan. Kita bisa melakukan manipulasi
terhadap konsep dan metode sehingga bisa ditemukan langkah-langkah praktis yang
biasa disebut CARA CEPAT atau TRIK SMART SOLUTION, misalnya. Nah, ketika
berhasil menemukan cara cepat dari pengembangan konsep Matematika tentunya kita
akan bangga dan menjadi lebih tertantang untuk menemukan cara-cara lain untuk
menyelesaikan sebuah permasalahan Matematika. Bila sudah terlanjur asyik dengan
Matematika rasanya sangat menyenangkan.
Jadi kata siapa Matematika itu sulit dan menakutkan? :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar