Fakta penting: “Matematika bukan…”
Matematika bukan numerologi.
Walau numerologi memakai aritmetika modular untuk mengurangi nama dan
data pada bilangan digit tunggal, numerologi secara berubah memberikan
emosi atau ciri pada bilangan tanpa mengacaukan untuk membuktikan
penetapan dalam gaya logika. Matematika ialah mengenai gagasan
pembuktian atau penyangkalan dalam gaya logika, namun numerologi tidak.
Interaksi antara secara berubah emosi penentuan bilangan secara intuitif
diperkirakan daripada yang telah diperhitungkan secara seksama.
Matematika bukan akuntansi.
Meskipun perhitungan aritmetika sangat krusial dalam pekerjaan
akuntansi, utamanya keduanya mengenai pembuktian yang mana perhitungan
benar melalui sistem pemeriksaan ulang. Pembuktian atau penyangkalan
hipotesis amat penting bagi matematikawan, namun tak sebanyak akuntan.
Kelanjutan dalam matematika abstrak menyimpang pada akuntansi jika
penemuan tak dapat diterapkan pada pembuktian efisiensi tata buku
konkret.
Matematika bukan fisika, karena fisika adalah sains.
Sejarah matematika
Cakupan pengkajian yang disebut sebagai
sejarah matematika adalah terutama berupa penyelidikan terhadap asal
muasal temuan baru di dalam matematika, di dalam ruang lingkup yang
lebih sempit berupa penyelidikan terhadap metode dan notasi matematika
baku di masa silam.
Sebelum zaman modern dan pengetahuan
yang tersebar global, contoh-contoh tertulis dari pembangunan matematika
yang baru telah mencapai kemilaunya hanya di beberapa tempat. Tulisan
matematika terkuno yang pernah ditemukan adalah Plimpton 322 (Matematika
Babilonia yang berangka tahun 1900 SM), Lembaran Matematika Moskow
(Matematika Mesir yang berangka tahun 1850 SM), Lembaran Matematika
Rhind (Matematika Mesir yang berangka tahun 1650 SM), dan Shulba Sutra
(Matematika India yang berangka tahun 800 SM).
Semua tulisan yang bersangkutan
memusatkan perhatian kepada apa yang biasa dikenal sebagai Teorema
Pythagoras, yang kelihatannya sebagai hasil pembangunan matematika yang
paling kuno dan tersebar luas setelah aritmetika dasar dan geometri.
Apakah matematika?
Pengertian matematika
sangat sulit didefinsikan secara akurat. Pada umumnya orang awam hanya
akrab dengan satu cabang matematika elementer yang disebut aritmetika
atau ilmu hitung yang secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu
tentang berbagai bilangan yang bisa langsung diperoleh dari bilangan-bilangan bulat 0, 1, -1, 2, - 2, …, dst, melalui beberapa operasi dasar: tambah, kurang, kali dan bagi.
Matematika sebagai Raja dan sekaligus Pelayan
Ada pendapat terkenal yang memandang
matematika sebagai pelayan dan sekaligus raja dari ilmu-ilmu lain.
Sebagai pelayan, matematika adalah ilmu dasar yang mendasari dan
melayani berbagai ilmu pengetahuan lain. Sejak masa sebelum masehi,
misalnya jaman Mesir kuno, cabang tertua dan termudah dari matematika
(aritmetika) sudah digunakan untuk membuat piramida, digunakan untuk
menentukan waktu turun hujan, dsb.
Sebagai raja, perkembangan matematika tak tergantung pada ilmu-ilmu lain. Banyak cabang matematika yang dulu biasa disebut matematika murni,
dikembangkan oleh beberapa matematikawan yang mencintai dan belajar
matematika hanya sebagai hoby tanpa memperdulikan fungsi dan manfaatnya
untuk ilmu-ilmu lain. Dengan perkembangan teknologi, banyak
cabang-cabang matematika murni yang ternyata kemudian hari bisa
diterapkan dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir.
Apakah matematika ilmu yang ’sulit’?
Secara umum, semakin kompleks suatu
fenomena, semakin kompleks pula alat (dalam hal ini jenis matematika)
yang melalui berbagai perumusan (model matematikanya) diharapkan mampu untuk mendapatkan atau sekedar mendekati solusi eksak seakurat-akuratnya.
Jadi tingkat kesulitan suatu jenis atau
cabang matematika bukan disebabkan oleh jenis atau cabang matematika
itu sendiri, tetapi disebabkan oleh sulit dan kompleksnya fenomena yang
solusinya diusahakan dicari atau didekati oleh perumusan (model matematikanya) dengan menggunakan jenis atau cabang matematika tersebut.
Sebaliknya berbagai fenomena fisik yg mudah di amati, misalnya jumlah
penduduk di seluruh Indonesia, tak memerlukan jenis atau cabang
matematika yang canggih. Kemampuan aritmetika sudah cukup untuk mencari solusi (jumlah penduduk) dengan keakuratan yang cukup tinggi.blog.djarumbeasiswaplus.org/eggiearryginanjar/tentang-matematika/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar